Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Saturday, December 20, 2014

It's All Paid Off

Hi guys, long time no see. Just read my previous short story, and it was so sad, wondering why i wrote such a story. It's devastating. Today I finished my study at Lasalle. Doesn't feel too much, you know what i mean. Not even relief. It's just weird. But 2 years went so fast, man! It was like yesterday i came to my college orientation day with dorky glasses and very very very ordinary white shirt and jeans. I was sooo nervous and I prayed the night before my orientation to had friends during my study. I usually feel anxious and awkward before attending schools. College didn't make it any different. And chose fashion school like Lasalle didn't make me less anxious and nervous and shy and awkward. Wasn't so excited attending the orientation day, i came anyway. It wasn't as hard as I thought before, but i was very awkward and friend-less. Lol. As you all know i chose Fashion Business as my major and got 1.1 among 3 classes. Tried to blend in awkwardly i kept telling myself that i was so lucky, because we didn't experience massive college drama I always avoid. So, we spent two years together with birthday tradition which i always look for, since everyone (most of everyone) would be there and there were also many sleepless nights to finish our assignments. Got cranky sometimes because i couldn't control myself, and found myself crying because it was just too much. Experienced my first fashion show by winning the tickets from kak Dian Aisyah (Founder of Nine12). Instead of getting two tickets, I got 4 instead. Thank you, kak! hehe.

Lost our assignments during Store Layout subject made me so sad, because I personally didn't enjoy that subject. I wonder how those interior design students could survive without attempting suicide. And I did thank God for letting me pass that subject. And i just can't forget i said yes to be finance manager in Enterprise project since I passed the subjects (Accounting, Budget Planning, and Finance) with very average scores. I wonder ever since. Enterprise project was our mountain of subjects from the first semester. We apparently needed them all to pass Enterprise project. And i couldn't ask for better partners. We were maybe not perfect and but we nailed it. We nailed enterprise project. Working on Fitlosophy was like taking care of our own flesh, you know. One-cute-yet-demanding baby. And i am telling you, it's paid off. Those sleepless nights, those cranky days, those nightmares, those anxious feelings i had, those doubtful thoughts, it's paid off.

To sum everything up, and for awkward girls out there (hoho) shit happens and life never wait for you, oh, and if you think you want to quit and get a husband, just wait a second because there is always pot full of golds at the end of the rainbow. For some people who try to lie to herself and not following her dreams, that's sad because you always have choices to do so. The last, you can never please the whole society. Choose the ones who matter, your life will be so much easier.

Pardon my not camera-able faces, everyone.

FITLOSOPHY BAES 

Press kit for Communication Mix Subject <3


Kucel :(

Let my simple designed skirt worn ;p

Ranee's birthday

Me awkwardly smile at Segarra for my 20th birthday



I found this pic so cute

Kak Diana :D

Photo-shoot for Fitlosophy

Fitlosophy being demanding

Camera Hoggers



Pre-JFW Moment

Christmas dinner with the girls <3

Amen. 

Sama The Label Photo shoot with Kak Putri! :D

At Indonesia Fashion Week 2013













Monday, December 8, 2014

Prioritas (1)

Baca dulu: 1/7

***

Malam minggu kali ini lebih berasa seperti malam jumat minus kedatangan tamu mahluk halus. Sepi layaknya kuburan. Saya tidak bisa ke Bandung hari ini. Bukan, bukan karena ada kerjaan. Hanya saja sekarang gilirannya Kirana. Saya tersenyum miris mengingat kemarin sore Putra melarang saya untuk membeli tiket kereta ke Bandung. Banyak basa-basinya sebelum akhirnya dia bilang, "Besok Kirana ngajak ke rumahnya, Ras." Katanya hati-hati sekali, takut saya akan pecah berkeping-keping.  

Tapi seperti yang saya bilang, semua orang punya prioritasnya masing-masing, dan kebetulan saya tidak pernah berdiri di urutan pertama dalam daftar panjang prioritas Putra. Kebetulan saja, Kirana dan keluarganya berbarengan duduk disana, merasa tenang dan berbahagia karena mereka akan selalu dipilih oleh Putra dalam situasi apapun. Lalu kuliah. Lalu teman-temannya. Lalu saya. Yang kesekian. Untuk menghibur diri saya sendiri, saya akan menambahkan hobi setelah saya, yang sebenarnya hanya main game di komputer atau nonton film. 

Itu bukan bagian terburuknya, teman-teman. Karena duduk diam di kamar kos menonton acara reality show berisi satu keluarga besar dengan keseharian mereka yang tidak pernah saya pedulikan dengan satu cangkir teh panas terasa memperburuk kenyataan bahwa saya jadi yang kesekian di dalam kasta prioritas Putra.

Tiba-tiba ponsel saya berdering. Saya melirik layar ponsel saya malas. Nama Gilang muncul di layar dengan wajahnya yang entah sejak kapan ada disana. "Hoi." Saya menjawab malas. "Makan yuk." Jawab Gilang di ujung telepon sana. Makan........?

"Udah jam berapa woy, ini?" Saya bertanya balik, enggan menjawab ajakannya. Gilang malah tergelak. Kalau dipikir-pikir hanya dia yang mengacuhkan sifat moody saya. "Makan seafood enak nih, Ras." Timpal Gilang ringan. Seakan dia tahu saya akan langsung mengiyakan ajakannya. Seafood is not a bad idea, actually.

"Seafood mana?"

"Sabang aja, yang buka sampe malem."

"Yaudah, ketemu disana ya.." Sebelum saya menekan tombol merah untuk mengakhiri percakapan, Gilang menjawab, "Gue jemput aja." Klik. Dia menutup teleponnya duluan.

Dua jam kemudian, kepala-kepala udang tanpa otak menumpuk di depan kami, ditemani kepiting-kepiting tanpa daging dan empat gelas es teh manis.

Saya melirik jam yang menunjukkan waktunya pulang. Sudah larut. "Pulang yuk." Saya mengajak Gilang pamit kepada sisa-sisa makan malam kami. "Bentar lah. Baru juga jam 12." Tolak Gilang terang-terangan.

Saya enggan protes. "Buru-buru banget sih, ada siapa di kosan?" Tanya Gilang sambil menatap saya. Sekarang saya bisa melihat kaos band Monkey Magic dibalik jaket berbahan nilon yang selalu dia pakai kemana-mana. Reflek, saya tersenyum. "Suka lagunya yang mana?" Saya bertanya, mengacuhkan pertanyaannya barusan. "Hah?" Dia mungkin bingung kenapa tiap pertanyaannya dijawab dengan pertanyaan oleh saya.

"Suka lagunya Monkey Magic yang mana?" Saya memperjelas pertanyaan saya.

"Oh, hahaha. Kaos ini maksudnya. Ini kado. Tapi gue suka semuanya, sih. Kenapa?"

"Nggak apa-apa. Cuman nanya."

"Lo kok buru-buru, ada siapa di kosan? Pacar kesini?"

Saya kaget dan geli ditanya begitu. "Hahahahaha.. ndak punya pacar, Gilang."

"Hoooo.." Bukan respon yang saya harapkan sebenarnya, tapi siapa peduli.

"Boleh daftar dong kalo gitu?"

Eh...?