Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Tuesday, June 3, 2014

Jarak

Untuk kamu yang takut pulang,
untuk kamu yang lelah beradaptasi.

"Gue cuma pulang 2 minggu aja, habis itu balik lagi." Kata Rana di suatu sore setelah jetlag-nya hilang. Dia baru 3 hari di Jakarta dan sudah bicara tentang pergi lagi. Kenapa?

"Oh. Kok cepet banget?" Saya bertanya hati-hati. Entah kenapa saya merasa Rana mencoba menghindari saya setelah kepulangannya 3 hari yang lalu. "Tugas akhir gue nggak kelar-kelar. Gue cuman pengen refreshing aja sebentar, terus balik." Katanya lagi, yang sekali lagi tanpa melihatku, tanpa senyum, tanpa ekspresi.

"Habis tugas akhirnya kelar, lo balik ke Indo kan?" Saya bertanya memastikan.
"Nggak tahu, kemaren gue udah apply jadi kontributor di Io Donna, but they don't reply to my email yet. Wish me luck ya." Jawabannya sederhana. Dia tidak kembali.
"Kalo gue nikah, lo nggak dateng dong?" Pertanyaan saya yang ini hanya dijawab dengan Rana menaikkan bahunya. Tidak kelihatan peduli.

"Lo kenapa sih?" Akhirnya pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut saya, tidak bisa ditahan. Rana mengerutkan dahinya, sambil bertanya balik, "Gue kenapa emang?" Pertanyaan yang membuat saya naik darah. "Lo kalo marah sama gue, ya ngomong aja kali." Saya menjawab ketus. Hanya dijawab dengan senyuman tipis oleh Rana.

"Masih jetlag gue.. Sorry ya.." Alasan itu lagi. "Lo marah gara-gara gue nggak bilang gue punya pacar?" Sekali lagi saya melontarkan pertanyaan yang sedari tadi menunggu untuk dilontarkan. Rana menatap saya. Ha. Akhirnya. "Lo kenapa mikir gitu?" Rana bertanya balik.

"Berapa taun sih kita temenan? This is not the first." Rana tergelak mendengar jawabanku. "Kok lo kepedean gitu jadinya? I thought you will wait for me." Rana kaget sendiri mendengar ucapannya barusan. Saya mengernyit bingung. "..I mean, maksud gue, ya lo nunggu gue punya pacar juga, tapi lo buru-buru mau nikah aja." Rana tergelak lagi.

I have been waiting you for too long, I guess.

"I love you, Di. I wish you a very happy life with her."

Saya tersenyum. Kamu tahu rasa hangat dari dada yang selalu datang ketika kita ada di dekat orang yang kita sayang. Kurang dari satu meter jarak saya dengan Rana, dan kurang dari 5 cm jarak tangan saya dari jemari mungilnya, tapi kami hanya sebatas itu. Sebatas sisa jarak itu dan tidak akan lebih dari itu. Sayangnya.


     

  

2 comments:

  1. "Sebatas sisa jarak itu dan tidak akan lebih dari itu."
    :')

    Ah nggak sabar buat terus ngikutin cerita keren ini. Janji terusin ya nggik terusin :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahhh terima kasihh ovinnnn!! Hahaha Insyaallah :)

      Delete