Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Wednesday, October 31, 2012

Semesta, Kamu Tega



Semesta terlalu menyukai keadaan saat kita bersama tapi tak saling berbagi cerita.

Semesta terlalu menyayangkan perginya kamu mencari ilmu jauh ke negeri orang dan membuatku memilih Layla. 

Semesta benci kita jauh, tapi tidak membiarkan kita jadi satu utuh.

Dan sekarang dengan segala trik mistisnya, Semesta menarik tali merah milik kita berdua dan mengikatnya kuat. Entah apa aku bisa lepas dari ikatanmu, Semesta.

“Arimbi ini berbakat banget loh, Dit. Rajin lagi..” Layla, untuk kesekian kalinya, memuji Arimbi. Perempuan di depanku tersipu. Hari ini, tidak ada lagi kaca mata bundar miliknya. Tidak ada lagi kawat memagari giginya. Tapi lugu itu masih ada. Masih disana. Dia masih Arimbiku..
“Adit kerja dimana, La?” Arimbi menatapku. Aku tak perlu lagi mencari binar matanya seperti dulu, karena binar itu sekarang menatapku.
“General Manager di Tobuki Corp. Bagian marketing..” Layla menjawab, mewakiliku.
Dan setelah pertanyaan itu, kami bertiga diam, menikmati makan siangku yang entah kenapa, terasa hambar.

Di tengah makan siang, “Kamu disini aja, Ri, temenin Adit makan. Aku harus ketemu klien.”
“Aku anter, La. Aku udah selesai kok.” Layla tersenyum. Senyum “tidak apa-apa” milik Layla selalu menarikku kembali ke dunia nyata, ke duniaku tanpa Arimbi.
“Aku sama Pak Man, kok, Dit. I am fine.” Layla menuju pintu keluar sambil memegang gagang telepon.

Hei Semesta, apakah ini juga rencanamu?

5 menit masih tidak ada percakapan, aku menyerah.

Cukup Semesta, kamu keterlaluan. Untuk apa kamu membuat aku dan dia duduk berdua tanpa bicara?

No comments:

Post a Comment