Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Monday, October 8, 2012

Aku

Hei cinta yang akhirnya kandas tanpa pernah berbalas, aku masih disini

Tidak ada lagi satu hari memandangimu, karena aku berhenti memandangi senyummu.
Bukan karena senyummu mulai membuatku bosan atau aku sudah lelah menunggu tapi aku tidak tahan melihat senyum kekasihmu. Terlalu artifisial untukku.
Tidak ada lagi aku di bangku depan untuk melihatmu di lapangan karena bangku paling depan selalu dihuni kekasihmu. Lagipula, kamu tidak lagi sering mencetak angka.
Kamu tidak lagi meminjam buku fisikaku. Entah, mungkin karena kekasihmu lebih rajin dariku.
Lalu aku tahu kekasihmu tidak seistimewa yang aku bayangkan.
Karena satu bulan kemudian ada Mariska, Risma, Andin, Anya, Gisel. Adik kelas, kakak kelas, anak sekolah sebelah, anak kuliahan, anak teman Mama, anak teman Tante dan masih banyak lagi, aku tidak kuat menghitungnya.
Hei kamu yang tidak pernah tahu aku disini, aku kembali duduk di bangku paling depan saat kamu bertanding. Walaupun kamu tidak akan tahu, aku selalu menyunggingkan senyum setiap kamu mencetak angka entah kenapa. Ada buncahan yang tiba-tiba meledak di dalam.
 Hei kamu yang tidak pernah tahu aku memandangimu, hari Rabu tidak pernah sepahit ini saat aku hanya bisa mendengar suara tawamu yang renyah dan senyummu yang menyedot segala perhatianku tanpa pernah memilikinya.

Hei kamu yang selalu di hati, mungkin memang seharusnya aku berhenti. Berhenti memuji. Berhenti menunggu kamu untuk mengerti.  


No comments:

Post a Comment