Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Sunday, September 28, 2014

Sejumput Halo

"Hei"

"Hai. Halo!" Saya lihat pupilnya membesar, membuat matanya semakin berbinar, dan dia tersenyum sumringah sambil reflek ingin memeluk saya tapi batal dia lakukan.

Jabat tangan jadi eksekusi paling tepat saat bertemu mantan, begitu mungkin pikirnya.

"Kamu apa kabar?" Dia bertanya sambil terus tersenyum. "Baik, baik. Kamu apa kabar?" Jawab saya sambil terus memperhatikan perempuan di depan saya yang sibuk bermain dengan ponselnya dengan pipi memerah. "Kesini sama siapa?"

Saya diam lama, lalu menjawab, "Sendirian kok.." Mungkin lebih baik saya tidak memberi tahunya.

Saya memang tidak pernah tahu pasti apa yang ada dalam benaknya saat dia melihat saya, atau mungkin saya juga tidak tahu tentang isi hatinya selama dua tahun ini, tapi dia tidak mungkin memalsukan senyum seindah itu. "Sampai kapan di Malang?"

"Semingguan lagi.." Jawabnya sambil mengecek jarum tangan di jam tangan kulitnya.
"It's been awhile, ya.." Katanya lagi. "Iya, udah lumayan lama banget gak ketemu. Kamu lagi sibuk apa sekarang?"

"Nggak lagi sibuk apa-apa.."

"Mau makan siang dulu, nggak? Kamu nggak buru-buru kan?" Saya berinisiatif. Saya tahu selalu ada 1/4 bagian di dalam hati saya yang ingin dia kembali. 1/4 sesal saat kami tidak punya akhir bahagia. 3/4 sisanya adalah bimbang dan lega karena dua tahun terakhir bukan tahun-tahun terbaik saya. Tapi tetap saja, saya tidak bisa hidup hanya dengan membawa 3/4 bagian hati saya.

"Aku ada acara habis ini.. Kalo besok gimana?"

"Oh..gitu.." Untuk sekali lagi, 1/4 bagian hati saya yang retak dulu, terguncang. Mungkin lebih banyak ego saya yang terluka karena saya kira dia akan langsung bilang 'iya', dan saya lebih dari tahu kalau dia punya sebagian hatinya untuk saya. Saya tahu.

"Yaudah, gapapa, besok aja. Aku jemput ya.." Saya kembali berinisitiaf, dan kembali dijawab dengan, "Nggak usah, aku bawa mobil soalnya." Ada torehan tepat di jantung ego saya. Torehan lebar dengan belati kata-katanya.

"Sampai besok, ya." Katanya sambil memeluk saya.

Tapi, lalu 1/4 bagian hati saya sembuh.

No comments:

Post a Comment