Untuk cinta yang tak pernah mau mampir, aku disini
menunggumu
Sunggingan senyummu tiap pagi itu cukup. Cukup menyakitkan,
maksudku. Karena aku hanya bisa melihatnya dari jauh. Menyakitkan karena senyum
itu bukan untukku. Menyakitkan karena hanya aku yang tidak menyerah. Tidak menyerah
untuk merekam memori tentangmu di kepalaku, berhimpitan dengan pelajaran-pelajaran.
Dengan kegiatan sekolah yang aku anggap tidak lebih penting dari kamu, tapi
harus tetap ada disana.
Kamu harus tahu, aku selalu ada di bangku penonton paling
depan untuk melihatmu di lapangan. Kamu harus tahu, catatan fisikaku aku buat
paling rapi hanya untuk dilihat olehmu. Meskipun kamu selalu salah menyebut
namaku. Aku tidak peduli karena aku selalu disana. Saat kamu lupa membawa
pulpen, pulpen-pulpenku siap untuk dipinjam, meskipun tidak satupun dari mereka
yang kembali.
Terima kasih untuk angka kembar dalam jam digital yang mewakili inisial namamu. Untuk
semua angka kembar dalam jam digital yang tidak disengaja berhasil membuatku
tersenyum.
Halo cinta yang tak pernah sampai tapi juga tak kandas, aku
disini..
No comments:
Post a Comment