Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Wednesday, October 31, 2012

Hai. Lagi.

Hei kamu yang tidak pernah hilang dari ingatan, apakah kamu masih ingat diriku dan hari Rabu?

Layla masuk ke kubikelku membawa berkas-berkas pekerjaan. Sudah tiga bulan aku bekerja bersama Layla di butik miliknya. Entah, dari pertama melihat Layla, ada hangatnya persahabatan yang mengendap di hati dan tidak mau keluar. Mungkin karena itu aku betah bekerja disini. Selain ramah, Layla tidak pernah membeda-bedakan pagawainya. Dia bilang aku teman pertamanya yang tidak melihat orang dari "lapisan luarnya saja". Teman? Ah, dia memang sebaik itu.
"Hari ini makan siang bareng yuk. Mumpung Adit bisa juga. Kita makan siang bertiga."

Dan rasa ngilu yang entah darimana merayapi hatiku. Air mata membumbung sampai pelupuk. Aku menunduk pura-pura mengerjakan sesuatu. "Makan siang dimana?"
"Sushi Groove yuk." Aku mengangguk mengiyakan. Dan untuk kedua kalinya aku akan bertemu dengan si pemilik hari Rabuku.

Yang pertama saat tidak sengaja aku baru keluar makan siang bersama Layla, tiba-tiba dia disana. Menunggu di dalam butik. Dan dengan jelas kulihat pemilik hari Rabuku tersenyum pada Layla. Sekali lagi senyum yang tidak pernah bisa kurengkuh itu kembali dimiliki. Tapi bukan aku.

Layla mengenalkan aku padanya. "Ari, ini tunanganku, namanya.." Adit.. "..Adit."

Aku membalas jabat tangannya sambil tersenyum artifisial.

Hei kamu, apa kamu tahu rasanya jatuh cinta diam-diam?

Ku tatap binar matanya.

Hei kamu, kini aku punya seluruh hari untuk terpaku melihat indahnya binar matamu, tidak hanya hari Rabu.

Hei, tidak mampukah kamu membaca rasaku? Begitu rumitkah mengartikan tatapanku padamu?



No comments:

Post a Comment