Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Saturday, March 15, 2014

Kata Siapa

Kata siapa kamu harus pergi kalau kita beda? Kata siapa kita harus mengalah karena kita tak sama? Kata siapa kita harus mengaku kalah karena orang bilang cinta kita sulit? 

"Mama tahu kita beda, Rin.." kata Aryo sambil menatapku nanar. Aku tersenyum. Miris, cuma mau bagaimana lagi. Sakit memang, karena kami bukannya baru jalan sebulan. Entah kenapa baru sekarang orang tua Aryo bilang kalau mereka tidak setuju, setelah 1 tahun pacaran.

Aku selalu tahu ada yang salah dibalik senyum mereka, dibalik perhatian beliau yang membuat aku nyaman. Aku selalu tahu ada yang ganjil di setiap kesempatan Mama menatapku. Hasil 1 tahun pacaran membuatku bisa memanggilnya Mama. Aku selalu tahu ada yang tidak beres tiap kali Mama meminta Aryo menemaninya ketemu teman lama dengan embel-embel bawa anak masing-masing. Tapi Aryo tidak pernah cerita.

Kalau boleh jujur, akan berat untuk pergi karena kami bukan anak SD lagi yang sedang main pacar-pacaran. Atau mungkin hanya aku yang menganggap hubungan ini serius. Atau mungkin Aryo memang menganggap ini cinta monyet, cinta yang sebenarnya setelah berhasil putus dengan aku.

"Oh, gitu.. yaudah gapapa.." jawabku akhirnya.

"Terus gimana?" Aryo bertanya, melimpahkan segala tanggung jawabnya untuk menjelaskan mau dibawa kemana hubungan kami.

"Gimana apanya? Yaudah aku nggak apa-apa kalo putus. Toh kalau dilanjutin juga ga bakal kemana-mana juga kan?" Kalimat yang barusan meluncur dari mulutku hanyalah bentuk verbal dari perasaan sesak tanpa nama di hati.

"Aku yang kenapa-kenapa, Rin.."

"You will find someone.."

...

Aku tersenyum miris tiap kali mengingat terakhir kali Aryo memutuskan untuk bertemu denganku. Setelah itu bukan lagi Aryo melainkan hanya satu orang tanpa nama yang mampir blog milikku dan menyelipkan pesan singkat di setiap ceritaku tentang dia.

Dia bilang tidak rela tapi nyatanya tidak butuh waktu lama untuk menemukan seorang lain yang seiman. Dia bilang akan berjuang tapi ternyata hanya butuh setahun untuk dia menyematkan cincin pertunangan di jari manis seorang yang cocok dengan kriteria Mama.


Aku melihat lagi pesan dari Aryo semalam. Sial. Kenapa harus bilang kangen?

Mau ketemuan? 

Tanyaku dalam pesan baru. Ada ragu sejenak, tapi yasudahlah.

Sent.

Tiba-tiba nomor milik Aryo muncul di layar ponsel.

"Halo" aku menjawab cepat.

"Nonton yuk. Aku lagi mau nonton film, nih." Tanya Aryo tanpa basa-basi.

"Kamu udah minta izin tunangan kamu?"

"Apaan sih, Rin. Aku jemput ya entar jam 4. See you.."

Klik. 



also read 1 dari 7,438 (1) & 1 dari 7,438 (2)

2 comments:

  1. Nah ini nih. Ini nih. Anggik banget dan mengena banget. Promise me buat ngelanjutin cerita ini teruuuuuus. Aduh nanggung :')

    ReplyDelete
  2. hahaha ovinn makasihh komennya :D

    ReplyDelete