Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Wednesday, October 31, 2012

Surat Untuk Layla



Layla, maaf aku pergi, karena hanya Arimbi yang selalu ada di hati.

Layla jangan memintaku kembali, karena kamu berhak mendapat yang lebih baik.

Layla, jangan beri aku kesempatan untuk kembali, jangan maafkan aku.

Layla, aku pergi.

Layla, terima kasih untuk satu tahun ini. Tapi Arimbi, dia selalu di hati, dan tidak pernah pergi. Bukan, kamu bukan selingan, kamu bukan pelampiasan, kamu adalah bukti aku pernah menyerah untuk menanti.

Layla, maaf untuk segala janji yang tak sempat aku tepati, karena aku kembali jatuh hati pada Arimbi. Kembali menyerah untuk pergi.
Selamat tinggal hai kamu yang pernah ada di hati. 


***

Layla

“Nggak apa-apa Adit. I am fine.” Aku tersenyum mendengar cerita tentang mereka berdua.

Mungkin memang harus ada aku di antara mereka sampai Tuhan mempertemukan mereka kembali. 

Mungkin aku bukan pelampiasan, tapi cerita cinta mereka tidak akan lengkap tanpaku.

Ah, kamu menghibur diri, Layla. Kamu mencintai Adit.

Aku mencintainya. Tapi Arimbi cukup lama menunggu. 

Aku memeluknya. Salam perpisahan. “Jaga Arimbi baik-baik.. Cukup aku, ya Dit.”

“Arimbi, maaf membuatmu menunggu terlalu lama..” Aku melambaikan tangan pada sosok perempuan di belakang Adit. 

Terima kasih untuk satu tahun. Indah, sayang hanya bisa dikenang tanpa pernah bisa diulang

No comments:

Post a Comment