Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Thursday, June 12, 2014

Satu-Satunya

Untuk pencuri serotonin-ku,

Ada gelak tawa renyah milikmu dalam ingatanku. Ada senyum tenang tapi menghanyutkan yang tidak bisa aku hilangkan dari pikiranku. Ada pipi merona malu saat dengan canggungnya kamu memberikan surat cinta yang isinya kebanyakan tentang aku yang bahkan aku sendiri tidak tahu.

Ada ekspresi cemburu yang coba kamu sembunyikan setiap kali teman lelakimu membuatku tertawa.

Ada gulungan air mata di pelupuk yang kamu tahan setiap kali melihatku menangis. Kadang aku ingin jadi alasanmu untuk menangis selain bawang merah.

Baju bau rokok yang gagal membuatku berpikir dua kali untuk memelukmu. Sweater abu-abu favoritmu yang sering aku pinjam hanya untuk mengingat rasa hangatnya.

Lebih dari 2 tahun dan rasanya masih sama. Rasanya masih sama saat kamu bilang kita selesai. Aku masih ingat karena hari itu cerah. Terik matahari di atas kita dan kamu bilang kita tidak akan kemana-mana. Angin sepoi dan genangan air mata di pelupuk mata mengaburkan pandanganku. Tapi aku ingat kamu bicara soal jenuh dan lelah. Aku ingat karena kamu meninggalkan sweater abu-abu milikmu saat kamu pergi. Aku ingat karena sebelum pergi ada kecupan di kening yang enggan kamu berikan tapi tetap kamu lakukan, hanya karena kamu tidak ingin melihatku menangis. Tapi kamu tetap pergi membawa serotonin milikku. Membawa segala alasanku untuk bahagia.


Hei, Kamu. Kamu apakan serotonin-ku?


No comments:

Post a Comment