Home              About              Stories              Projects             Late Night Thoughts            Review

Tuesday, December 8, 2015

Namanya Abimanyu

Sydney, 19 Agustus 2015

Saya berjalan keluar dari stasiun sambil menggiring koper dan terus mengeratkan kerah mantel untuk mencegah angin dingin masuk. Saya ingat bincang-bincang dua orang di kereta barusan. "Today's weather in Sydney is just lovely!"

Jika lovely berarti sinar matahari gagal menghangatkan apa pun di kota ini, saya setuju dengan mereka. Tapi nyatanya, saya masih harus berurusan dengan angin karena bus-nya tidak kunjung datang. 5 menit berselang, tidak ada tanda-tanda kedatangannya, saya memutuskan untuk berjalan ke penginapan saya.


Tiba-tiba ponsel saya berdering. "Halo!" Sapa saya. "Lo dimana?" Tanya dia di sebrang telepon. "Ini lagi jalan ke apartemen lo." "Hah? Jalan? Kan bisa naik bis!"

"Kelamaan."

"Mau gue jemput nggak?"

"Telat lo ah. Ini udah di depan American Apparel. Eh habis itu belok kiri ya?"

"Tunggu disana aja. Gue jemput." Klik. Saya pikir tidak ada ruginya menunggu dia, toh saya bisa mampir ke American Apparel terlebih dahulu. Mencuri start sebelum menghabiskan satu hari bersama sepupu saya lompat dari satu toko baju ke toko baju lainnya.

"Unna!" Saya menoleh ke arah suara familiar itu. Kami berpelukan, dia mengoceh tentang bagaimana keras kepalanya saya karena keputusan saya berjalan kaki. "Nggak apa-apa, deket tau."

"Eh ada temen gue di apartemen, lagi ngerjain tugas."

Saya mengangguk tidak peduli, saat saya tidak sengaja berpapasan dengan rok menggemaskan di bagian belakang toko.

"Ayo yuk! Laper gue!" Kirana menggeret saya keluar toko.

"Bentaran lagi deh makannya, gue pengen tidur-tiduran dulu." Kata saya sambil melempar diri ke sofa di dalam apartemen Kirana.

Tiba-tiba saya dengar kamar mandi dibuka, "Eh Ran, tissue lo mau habis tuh." Saya langsung menoleh ke asal suara.

Bukan hanya saya yang terkejut dengan suara berjakunnya, nampaknya dia tidak menyangka ada orang lain selain Kirana.

"Eh, Bi, kenalin ini sepupu gue."

Saya berdiri bersiap menjabat tangan pria di dengan sweater berlogo universitas di depan saya. "Abimanyu." "Unna," jawab saya menggantung. Ada rasa penasaran menggantung untuk ditanyakan pada pria setengah bule bernama Jawa ini.

Dia tergelak. "Hahahah iya banyak yang bilang."

"Eh?" Saya salah tingkah. "Banyak yang bilang muka saya nggak pantes kalo namanya Abimanyu." Giliran saya yang tergelak. "Keliatan banget ya penasarannya."

Dia tersenyum. "You are not the first."

No comments:

Post a Comment