Hei kamu. Berhentilah mengejar dia yang tidak pernah menoleh
ke arahmu, karena aku disini tidak pernah beranjak. Aku abaikan mereka yang
membuang waktunya untukku. Aku disini duduk manis menunggumu. Berhentilah berharap
padanya karena dia lelah kamu kejar. Berhentilah memanggil namanya karena dia bahkan tidak mencantumkan namamu
dalam angannya. Tapi kamu tetap disana, menunggu dia yang menunggu orang lain. Menunggu
dia mencampakkan yang lain lalu menyambutmu. Kamu tidak pernah tahu aku disini
menunggu untuk kamu mengerti, aku disini, aku tidak pernah pergi. Tak aku
indahkan orang di belakangku yang mengelukan namaku, aku hanya peduli kamu. Kamu
yang ternyata tidak bisa berbagi hati bersamaku. Kamu yang hanya mampu melihat
dia yang tidak pernah melihatmu, bahkan melirik saja tidak. Sesekali aku lihat
kamu mencoba mendekatinya. Tapi dia berlalu, tanpa ingin berlama-lama
bersamamu. Kamu menangis. Pahitkah rasanya ditolak dengan cara seperti itu?
Seseorang asing
menyodorkan bunga untukku. Indah, tapi bukan dari kamu. ”Aku mencintainya. Sudah
kukatakan itu padamu.” Jawabku pada si Asing.
”Aku tahu. Tapi
apa enaknya mencintai tanpa dicintai, Cantik?”
”Hei, Asing, aku
hanya mau dia.”
”Dan aku hanya
mau kamu...”
No comments:
Post a Comment